Katakanlah ada customer yang bayar make COD.
Terus ternyata pas barangnya sampe, si customer tsb malah ngamuk ke babang kurirnya. 
Terkait kualitas produknya.

Nyambung gak?
Relate gak?
Tempat seharusnya menerima complaint, gak?

Enggak!

⇣ 

Karena apa?

• Karena emang babang kurir gak tau apa – apa.
• Karena emang babang kurir cuman sebagai jembatan penghubung doang.
• Dia tugasnya cuman nganterin barang doang. Barang dari seller. Ke customer.

\===

Scalev kayak babang kurir di atas.

• Karena emang Scalev gak tau apa – apa.
• Karena emang Scalev cuman sebagai jembatan penghubung doang.
• Scalev tugasnya cuman nagihin ke user Scalev doang. Tagihan dari pihak ekspedisi. Ke user Scalev.

Yang ditagihin sama Scalev ke Anda…
Yang dipotong sama Scalev ke saldo akun Scalev Anda…

Itu tagihan yang ditagih dari pihak ekspedisinya langsung.

\===

“Mungkin gak, Scalevnya error?”

Mungkin – mungkin aja.

• Tapi karena Scalev connect sama API-nya pihak logistik.
• Jadi data nagihnya, data harganya, dll-nya, itu emang data dari si pihak logistiknya sendiri.
• Jadi kalau ada error, sebenernya kemungkinan database pihak logistiknya yang salah dari harga yang dia bilang, sama harga yang akhirnya ditetapkan.

\===

“Salah satu casenya kayak gimana sih, sampe bisa beda tarif gitu?”

Contoh #1:

Anda pas tambah produk, ngisi beratnya adalah 1kg (1.000 gram).
Padahal pas udah dihitung sama kurir ekspedisinya langsung, eh dia dapetinnya adalah 2kg.

Ya sama kurirnya dikenainnya biaya 2kg lah!

“Ada lagi?”

Ada.

⇣

Contoh #2:

Anda pas tambah produk, ngisi beratnya adalah 1kg (1.000 gram).
Dan emang beratnya beneran 1kg.

Tapi karena produk Anda ternyata layangan yang lebarnya MasyaAllah, maka sama kurir ekspedisinya dihitungnya pakai sistem volume.

\===

“Jadi Untuk Case Kayak Gitu, Scalev Lepas Tangan?”

• Iya. Scalev lepas tangan.
• Scalev gak bertanggung jawab.
• Scalev gak terima dispute.

Kalau tagihan ekspedisi atas orderan Anda, adalah 1.000.

• Terus Anda bayar ke Scalevnya cuman Rp 500 (karena menurut Anda, Anda layak dikenainnya adalah Rp 500).
• Terus masa Rp 500 sisanya, jadi harus Scalev yang nombokkin? 😭

\===

“Solusi Dari Scalev Ada?”

Ada.
Ada 2.

Solusi #1.

Scalev akan menyediakan opsi untuk memasukkan volume, ketika atas produk tertentu. Jadi Anda gak hanya ngisi berapa gramnya aja atas produk tsb.

Jadi lebih fair. Lebih bisa Anda cross check, ketika sebuah orderan akhirnya dihitung sama ekspedisinya itu berdasarkan gram atau berdasarkan volume.

*Coming soon, untuk feature memasukkan volume terhadap suatu produk.*

⇣

Solusi #2.

Kalau pada akhirnya, entah karena alesan apapun Anda merasa di Scalev jadi error melulu/jadi lebih mahal melulu, silahkan Anda gunakan ekspedisi yang lain saja.

Di Scalev, yang Anda gunakan hanya LP & order managementnya saja.
Untuk kurirnya, tidak perlu menggunakan kurir yang terintegrasi dengan Scalev.

\===

“Tapi ini adalah hak saya! Saya harus memperjuangkan!”

OK, hak memang harus diperjuangkan.
Kami setuju dengan hal itu.

Tapi mohon maaf, jangan dilampiasin proses perjuangannya ke kami.
Apalagi ke CS Scalev kami.
Dia lebih gak tau apa – apa lagi.

Silahkan Anda hubungi pihak logistiknya.
Cari contact supportnya. Entah email. Entah telefon.
Cari sendiri. Ceritakan kronologinya.
Semoga urusannya kelar.

\===

Kesimpulan:

1. Scalev gak tau apa – apa soal biaya ekspedisi. Yang Scalev tagih ke user, adalah yang ditagihin dari ekspedisinya, atas orderan Anda tsb.
2. Scalev gak terima dispute/refund/transfer selisih, dll. Kalau mau mengurus, urus sendiri ke pihak ekspedisinya sendiri.
3. Kalau bagi Anda gak nyaman/gak bener/gak fair/gak sinkron, lebih baik Anda tidak perlu gunakan ekspedisi yang disediakan oleh Scalev. Anda gunakan ekspedisi di luar saja.